Kali ini saya ingin membahas tentang Narsistik. Apa itu narsistik ??
Dalam mitos Yunani, ada tokoh bernama Narcissus. Narcissus terlahir dengan fisik yang tampan dan sempurna. Seluruh perempuan di kota-nya jatuh cinta pada ketampanan Narcissus. Tetapi, tidak ada satupun dari mereka yang dapat meluluhkan hati Narcissus. Beberapa versi menyebutkan, banyak perempuan yang mengejarnya, namun ditolak oleh Narcissus dengan sikap angkuh. Suatu hari, Echo bertemu dengan Narcissus, dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Beberapa sumber menyebutkan Echo adalah peri, sebagian lain menyebutkan Echo adalah manusia biasa. Echo mengikuti kemanapun Narcissus pergi, Echo sangat mencintai Narcissus. Suatu ketika, saat Narcissus pergi ke hutan, ia merasa ada yang mengikuti. Benar saja, Echo memang selalu mengikuti kemana Narcissus pergi. Dan saat itu, Echo ingin sekali menyatakan rasa cintanya. Echo kemudian memberanikan diri menyatakan cintanya pada Narcissus, dengan angkuhnya Narcissus menolak Echo. Echo terluka hatinya, menangis ditengah hutan.
Legenda Echo ini juga disebut-sebut sebagai asal-muasal suara gema di hutan. Dewa yang melihat Echo menangis dan terluka, murka kepada Narcissus.Dikutuklah Narcissus sehingga ia mencintai dirinya sendiri. Hari berganti hari, Narcissus sedang berjalan masuk ke hutan. Ia menemukan sungai lalu mendekati sungai tersebut. Ia terkagum-kagum melihat sosok yang tampan yang merupakan bayangan dirinya sendiri. (Mungkin dulu belum ada kaca ya permirsahhh… ). Ia jatuh cinta pada bayangannya sendiri. Narcissus tak mau meninggalkan sungai itu, ia terus berada disana, tidak makan dan minum. Cinta yang sangat dalam membuatnya ingin mencium bayangannya. Saat hendak mencium bayangannya, Narcissus terjatuh ke sungai, lalu tenggelam. Ditempat itu, tumbuhlah bunga-bunga yang kini disebut juga bunga Daffodil.
Narsistik sendiri diambil oleh Sigmun Freud dari mitos yunanii tersebut yang artinya perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Sifat narsistik ada dalam diri setiap manusia sejak lahir. Bisa berdampak positif dan negatif. Menurut Andrew Morrison memiliki sifat narsistik dalam jumlah yang cukup dapat membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dan hubungannya dengan orang lain. Narsistik memiliki perang yang sehat dalam artian membiasakan seseorang tidak bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia. Namun jika jumlahnya besar atau berlebihan dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis.
Gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan mental dimana seseorang memiliki perasaan ego yang tinggi dan kebutuhan mendalam akan kekaguman. Penderita merasa bahwa diri mereka lebih unggul dibanding orang lain, dan kurang menghargai perasaan orang lain. Tetapi, penderita juga sangat rapuh, rentan terhadap kritik.
Berikut ini gejala-gejala seseorang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik.
- Percaya bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain
- Khayalan tentang kekuasaan, kesuksesan dan daya tarik
- Terus menerus mengharapkan pujian dan kekaguman
- Gagal untuk mengenali emosi dan perasaan orang lain
- Mengambil keuntungan dari orang lain
- percaya bahwa orang lain iri
- Kesulitan menjaga hubungan yang sehat
Penderita gangguan kepribadian narsistik mungkin tampak sama dengan seperti memiliki kepercayaan diri atau harga diri yang kuat, namun ini berbeda. Gangguan kepribadian ini melintasi batas normal kepercayaan dan harga diri dengan berpikir terlalu tinggi dari diri sendiri. Sebaliknya, orang yang memiliki keyakinan yang sehat dan harga diri tidak menghargai diri sendiri lebih dari mereka menghargai orang lain.
Bila seseorang memiliki gangguan kepribadian narsistik, biasanya akan tampak sombong, memonopoli percakapan, meremehkan atau memandang rendah orang lain dan merasa paling berhak. Saat tidak menerima perlakuan khusus yang menurutnya hanya dia yang boleh menerima perlakuan tersebut, maka penderita akan tidak sabar dan marah. Maka, penderita gangguan kepribadian narsistik perlu mendapatkan pengobatan psikoterapi. Jenis-jenis terapi yang bisa membantu kesembuhan penderita gangguan kepribadian ini meliputi Terapi perilaku kognitif, untuk membantu mengidentifikasi kondisi kesehatan penderita, keyakinan dan perilaku negatif lalu menggantinya dengan keyakinan yang sehat dan perilaku yang positif. Kedua, Terapi keluarga, biasanya membawa seluruh anggota keluarga masuk kedalam sesi terapi. Penderita dan keluarga menjelajahi konflik, komunikasi dan pemecahan masalah hubungan diantara mereka. Ketiga, Terapi kelompok, penderita akan dipertemukan dengan sekelompok orang dengan kondisi yang sama. Cara ini mungkin cara yang terbaik untuk belajar sungguh-sungguh mendengarkan orang lain, belajar tentang perasaan mereka dan menawarkan dukungan.
Semoga bermanfaat
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Narsis?? Awas Gangguan Mental Kepribadian!!"
Post a Comment
Jangan lupa Komennya